Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, baik minyak baru atau minyak bekas penggorengan dan melalui proses transesterifikasi, eksterifikasi, atau proses esterifikasi-transesterifikasi. Biodiesel digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM untuk motor diesel.
Bahan Bakar yang berbentuk cair ini bersifat menyerupai solar, sehingga sangat prospektif untuk dikembangkan. Biodiesel memiliki kelebihan lain dibandingkan dengan solar yaitu :
1. Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang lebih baik.
2. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dapat terurai
3. Menyerupai Renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat diperbaharui
Pengujian mutu biodiesel sesuai standar hanya bisa dilakukan dilaboratorium, Mutu biodiesel untuk keperluan sendiri dapat diuji secara visual yaitu dengan mengecek warnanya. Biodiesel yang bagus adalah biodiesel yang berwarna bening dan tembus cahaya, selain pengecekan visual biodiesel dapat dicek melalui sifat keasamannya yaitu menggunakan kertas lakmus.
Biodiesel yang sudah siap digunakan memiliki pH netral, yaitu pH 7
Tuesday, 21 January 2014
IODOMETRI
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi.Berarti proses oksidasi disertai hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron. Oksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling menkompensasi satu sama lain. Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya saja .
Oksidator lebih jarang ditentukan dibandingkan reduktor. Namin demikian, oksidator dapat ditentukan dengan reduktor. Reduktor yang lazim dipakai untuk penentuan oksidator adalah kalium iodida, ion titanium(III), ion besi(II), dan ion vanadium(II). Cara titrasi redoks yang menggunakan larutan iodium sebagai pentiter disebut iodimetri, sedangkan yang menggunakan larutan iodida sebagai pentiter disebut iodometri .
Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodimetrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Reaksi antara iodium dan tiosulfat berlangsung secara sempurna
Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada 25 0C), tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium. Akan tetapi biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer, As2O3 yang paling biasa digunakan.
Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometrik adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi terhadap standar primer. Larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah zat padat digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. Iodium murni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan karena kesukaran dalam penanganan dan penimbangan. Lebih sering digunakan pereaksi yang kuat yang membebaskan iodium dari iodida, suatu proses iodometrik.
Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (kadang-kadang dinamakan iodometri), adlaah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi normal dari sistem reversibel:
I2(solid) 2e 2I-
adalah 0,5345 volt. Persamaan di atas mengacu kepada suatu larutan air yang jenuh dengan adanya iod padat; reaksi sel setengah ini akan terjadi, misalnya, menjelang akhir titrasi iodida dengan suatu zat pengoksid seperti kalium permanganat, ketika konsentrasi ion iodida menjadi relatif rendah. Dekat permulaan, atau dalam kebanyakan titrasi iodometri, bila ion iodida terdapat dengan berlebih, terbentuklah ion tri-iodida:
I2(aq) + I- I3-
Karena iod mudah larut dalam larutan iodida. Reaksi sel setengah itu lebih baik ditulis sebagai:
I3- + 2e 3I-
Dan potensial reduksi standarnya adalah 0,5355 volt. Maka, iod atau ion tri-iodida merupakan zat pengoksid yang jauh lebih lemah ketimbang kalium permanganat, kalium dikromat, dan serium(IV) sulfat (Bassett, J. dkk., 1994).
Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod (iodimetri), digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalh ion tri-iodida, I3-. Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan I3- dan bukan dengan I2, misalnya:
I3- + 2S2O32- = 3I- + S4O62-
akan lebih akurat daripada:
I2 + 2S2O32- = 2I- + S4O62-
Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida .
Friday, 18 October 2013
Membentuk Mekanisme Pertahanan Diri
Mekanisme pertahanan diri (self-defense mechanism) adalah bentuk penyesuaian diri untuk melindungi dari kecemasan, meringakan penderitaan saat mengalami kegagalan dan untuk menjaga harga diri.
Pada usia remaja dimana kondisi psikisnya belum stabil maka “Self-defense” ini akan muncul secara menonjol, namun saat remaja sudah menemukan jati dirinya “self-defense” sudah tidak menonjol lagi.
Mekanisme pertahanan diri seseorang bisa bersifat negative maupun positif. Mekanisme pertahanan diri yang positif ciri-cirinya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, tidak menipu, sedangkan mekanisme pertahanan diri yang negative adalah sebaliknya. Sepanjang mekanisme pertahanan diri yang dipilih sekarang itu positif maka masih wajar dan tidak mengganggu perkembangan mental.
Bentuk-bentuk mekanisme Pertahanan diri
Mekanisme pertahanan diri ada yang negative dan ada yang positif, namun positif atau negative “self-defense” tidak mutlak, karena pada akhirnya tergantung pada kemampuan individu mengelola bentuk “self-defense” tersebut adapun bentuk-bentuk self-defense yang positif sebagai berikut :
1. Indentifikasi : meniru figure yang diidolakan, sehingga merasa harga dirinya lebih tinggi
2. Introjeksi : mengikuti norma norma sehingga banyak diterima oleh banyak kalangan.
3. Kompensasi : Menonjolkan kelebihan untuk menutupi kelemahannya
4. Rasionalisasi : mencari alas an seakan-akan rasional untuk membenarkan tingkah lakunya, sehingga harga dirinya terangkat
5. Simbolisasi : melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sebagai symbol penggantian suatu keadaan yang sebenarnya
6. Sublimasi : Menyalurkan Tujuan yang tidak tercapai dengan cara yang normative
7. Acting Out : langsung mengungkapkan perasaan tanpa ditutupi
8. Represi : menekan perasaan perasaan yang mengganggu agar tidak muncul menjadi perilaku negative
Bentuk-bentuk Self-defense secara negative
1. Regresi : bertingkah positif seperti mengamuk, meraung, atau merusak.
2. Proyeksi : menimpakan kesalahan pada orang lain
3. Reaction Formation : bertingkah laku berlebihan untuk menutupi keinginan yang sebenarnya.
4. Undoing : melakukan kebaikan berlebihan untuk menghapus suatu kesalahan yang perbuat.
5. Displecement : mengalihkan emosi/tekanan keorang lain
6. Denial: menolak untuk menghadapi kenyataan yang tidak mengenakan
7. Fiksasi : berhenti pada tingkat perkembangan tertentu
8. Disosiasi : memiliki 2 kepribadian yang disadari dan yang tidak disadari
9. Konversi : menderita kelebihan fisik akibat tekanan psikis.
Pada usia remaja dimana kondisi psikisnya belum stabil maka “Self-defense” ini akan muncul secara menonjol, namun saat remaja sudah menemukan jati dirinya “self-defense” sudah tidak menonjol lagi.
Mekanisme pertahanan diri seseorang bisa bersifat negative maupun positif. Mekanisme pertahanan diri yang positif ciri-cirinya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, tidak menipu, sedangkan mekanisme pertahanan diri yang negative adalah sebaliknya. Sepanjang mekanisme pertahanan diri yang dipilih sekarang itu positif maka masih wajar dan tidak mengganggu perkembangan mental.
Bentuk-bentuk mekanisme Pertahanan diri
Mekanisme pertahanan diri ada yang negative dan ada yang positif, namun positif atau negative “self-defense” tidak mutlak, karena pada akhirnya tergantung pada kemampuan individu mengelola bentuk “self-defense” tersebut adapun bentuk-bentuk self-defense yang positif sebagai berikut :
1. Indentifikasi : meniru figure yang diidolakan, sehingga merasa harga dirinya lebih tinggi
2. Introjeksi : mengikuti norma norma sehingga banyak diterima oleh banyak kalangan.
3. Kompensasi : Menonjolkan kelebihan untuk menutupi kelemahannya
4. Rasionalisasi : mencari alas an seakan-akan rasional untuk membenarkan tingkah lakunya, sehingga harga dirinya terangkat
5. Simbolisasi : melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sebagai symbol penggantian suatu keadaan yang sebenarnya
6. Sublimasi : Menyalurkan Tujuan yang tidak tercapai dengan cara yang normative
7. Acting Out : langsung mengungkapkan perasaan tanpa ditutupi
8. Represi : menekan perasaan perasaan yang mengganggu agar tidak muncul menjadi perilaku negative
Bentuk-bentuk Self-defense secara negative
1. Regresi : bertingkah positif seperti mengamuk, meraung, atau merusak.
2. Proyeksi : menimpakan kesalahan pada orang lain
3. Reaction Formation : bertingkah laku berlebihan untuk menutupi keinginan yang sebenarnya.
4. Undoing : melakukan kebaikan berlebihan untuk menghapus suatu kesalahan yang perbuat.
5. Displecement : mengalihkan emosi/tekanan keorang lain
6. Denial: menolak untuk menghadapi kenyataan yang tidak mengenakan
7. Fiksasi : berhenti pada tingkat perkembangan tertentu
8. Disosiasi : memiliki 2 kepribadian yang disadari dan yang tidak disadari
9. Konversi : menderita kelebihan fisik akibat tekanan psikis.
Thursday, 16 May 2013
DAMPAK POLUSI
1. Dampak polusi air
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
A. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
a) air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b) air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c) jumlah air yang tersedia tak cukup sehingga manusia tdk dapat membersihkan diri
d) air sebagai media untuk hidup vector penyakit
B. Dampak terhadap estetika lingkungan
Banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
2. Dampak polusi udara
A. Dampak Polusi Udara dapat berpengaruh bagi kesehatan, terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek.
• Jangka Pendek
1.Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
2. Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
3. Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
4. Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
5. Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
• Jangka pajang
1. Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
2. Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Kanker
B.Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
C. Hujan asam
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
• Mempengaruhi kualitas air permukaan
• Merusak tanaman
• Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
• Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.
D. Efek rumah kaca
Dampak dari pemanasan global adalah:
• Peningkatan suhu rata-rata bumi
• Pencairan es di kutub
• Perubahan iklim regional dan global
• Perubahan siklus hidup flora dan fauna
E. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
3. DAMPAK POLUSI TANAH
• Berpengaruh terhadap metabolisme tanaman
• Pada kesehatan Manusia
• Pada ekosistem
Saturday, 9 February 2013
ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )
Alat Pemadam Api
• Proses terjadinya api, pada saat bersamaan terdapat
Panas
Oksigen
Bahan Bakar
• Klasifikasi api
Api kelas A yaitu api yang ditimbulkan oleh benda benda padat yang mudah terbakar, seperti : Kayu, Kertas, Plastik, Karet, dan Busa. Media yang baik untuk pemadaman adalah air, pasir, karung goni yang di basahi, dan Apar Dry Powder
Api Kelas B yaitu api yang ditimbulkan oleh cairan yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, minyak tanah, spirtus, dan tiner. Media yang baik untuk pemadaman yaitu pasir, dan APAR dry Powder
Api Kelas C yaitu api yang ditimbulkan oleh listrik, media yang aman untuk pemadaman yaitu APAR dry powder.
Api kelas D yaitu api yang ditimbulkan oleh logam yang mudah terbakar seperti logam Na dan Logam K
• Tujuan penggunaan APAR
• Macam-macam APAR
APAR AIR berfungsi untuk memadamkan atau mengisolasi api. APAR ini hanya cocok untuk memadamkan api kelas A
APAR Busa berfungsi untuk mengisolasi oksigen sehingga api tidak membesar. APAR ini cocok untuk memadamkan api kelas A dan B
APAR Dry powder berfungsi untuk mengisolasi oksigen dan mencegah reaksi berantai, apar ini berisi senyawa Na2CO3 dan K2CO3. APAR ini cocok digunakan untuk memadamkan api kelas A,B, dan C.. APAR ini tidak cocok untuk digunakan diruangan terbuka
APAR CO2 berfungsi untuk mengisolasi oksigen, berisi cairan gas CO2 yang dimanfaatkan pada tekanan tertentu, APAR ini digunakan untuk memadamkan api kelas A, B, C, dan D. tidak menimbulkan residu setelah penggunaan APAR
APAR Halon berfungsi untuk mengisolasi oksigen, merupakan cairan senyawa alki halida yaitu senyawa hidrokarbon yang satu, contoh atom H pada rantai karbon diganti dengan atom/unsure halogen (bromine), cocok digunakan untuk memadamkan api kelas A,B,C,dan D
• TEKNIK PENGGUNAAN APAR
1. Pecahkan kaca pelindung apabila dilindungi oleh kaca
2. Periksa tekanan pada APAR dengan melihat jarum pada indikator tekanan yang menunjukan warna biru
3. Bolak balik isi Apar atau powder Apar sebelum digunakan
4. Arahkan pada sumber api
5. Perhatikan arah angin saat menyemprotkan Apar agar tidak berlawanan dengan arah angin
• Cara penyimpanan APAR
1. Letakan APAR di dekat daerah berbahaya
2. Letakan APAR pada jalur keluar atau didekat pintu
3. Simpan APAR dengan posisi menggantung
4. Jangan di simpan diruang yang bersuhu lebih dari 490C atau di bawah 40c
• Perawatan APAR setiap bulan
1. Periksa apakah terjadi kebocoran tabung?
2. Periksa/cek apakah segel masih utuh?
3. Bersihkan tabung dari debu atau korosi
4. Bolak balik isi tabung secara periodic
5. Jangan disimpan menghadap matahari/ tempat yang lembab
• Hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan pemadaman
Bersikap tenang
Berani mengambil tindakan yang perlu diperhatikan
Dapat berkerja kompak dalam tim
Matikan dari sumber api
Hanya digunakan untuk memadamkan kebakaran keci (APAR)
• Proses terjadinya api, pada saat bersamaan terdapat
Panas
Oksigen
Bahan Bakar
• Klasifikasi api
Api kelas A yaitu api yang ditimbulkan oleh benda benda padat yang mudah terbakar, seperti : Kayu, Kertas, Plastik, Karet, dan Busa. Media yang baik untuk pemadaman adalah air, pasir, karung goni yang di basahi, dan Apar Dry Powder
Api Kelas B yaitu api yang ditimbulkan oleh cairan yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, minyak tanah, spirtus, dan tiner. Media yang baik untuk pemadaman yaitu pasir, dan APAR dry Powder
Api Kelas C yaitu api yang ditimbulkan oleh listrik, media yang aman untuk pemadaman yaitu APAR dry powder.
Api kelas D yaitu api yang ditimbulkan oleh logam yang mudah terbakar seperti logam Na dan Logam K
• Tujuan penggunaan APAR
Memadamkan Sumber Api sehingga tidak semakin besar
Mengisolasi oksigen sehingga mencegah terjadinya radikal bebas penyebab reaksi berantai
APAR AIR berfungsi untuk memadamkan atau mengisolasi api. APAR ini hanya cocok untuk memadamkan api kelas A
APAR Busa berfungsi untuk mengisolasi oksigen sehingga api tidak membesar. APAR ini cocok untuk memadamkan api kelas A dan B
APAR Dry powder berfungsi untuk mengisolasi oksigen dan mencegah reaksi berantai, apar ini berisi senyawa Na2CO3 dan K2CO3. APAR ini cocok digunakan untuk memadamkan api kelas A,B, dan C.. APAR ini tidak cocok untuk digunakan diruangan terbuka
APAR CO2 berfungsi untuk mengisolasi oksigen, berisi cairan gas CO2 yang dimanfaatkan pada tekanan tertentu, APAR ini digunakan untuk memadamkan api kelas A, B, C, dan D. tidak menimbulkan residu setelah penggunaan APAR
APAR Halon berfungsi untuk mengisolasi oksigen, merupakan cairan senyawa alki halida yaitu senyawa hidrokarbon yang satu, contoh atom H pada rantai karbon diganti dengan atom/unsure halogen (bromine), cocok digunakan untuk memadamkan api kelas A,B,C,dan D
• TEKNIK PENGGUNAAN APAR
1. Pecahkan kaca pelindung apabila dilindungi oleh kaca
2. Periksa tekanan pada APAR dengan melihat jarum pada indikator tekanan yang menunjukan warna biru
3. Bolak balik isi Apar atau powder Apar sebelum digunakan
4. Arahkan pada sumber api
5. Perhatikan arah angin saat menyemprotkan Apar agar tidak berlawanan dengan arah angin
• Cara penyimpanan APAR
1. Letakan APAR di dekat daerah berbahaya
2. Letakan APAR pada jalur keluar atau didekat pintu
3. Simpan APAR dengan posisi menggantung
4. Jangan di simpan diruang yang bersuhu lebih dari 490C atau di bawah 40c
• Perawatan APAR setiap bulan
1. Periksa apakah terjadi kebocoran tabung?
2. Periksa/cek apakah segel masih utuh?
3. Bersihkan tabung dari debu atau korosi
4. Bolak balik isi tabung secara periodic
5. Jangan disimpan menghadap matahari/ tempat yang lembab
• Hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan pemadaman
Bersikap tenang
Berani mengambil tindakan yang perlu diperhatikan
Dapat berkerja kompak dalam tim
Matikan dari sumber api
Hanya digunakan untuk memadamkan kebakaran keci (APAR)
Saturday, 2 February 2013
Bahan Kimia
Bahan kimia adalah bahan yang menyusun suatu zat. Bahan kimia itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya, yaitu:
• Mudah sekali terbakar
• Mudah sekali meledak
• Korosif (bahan yang menyebabkan pengikisan)
• Serta Beracun
Sifat-Sifat Bahan Kimia
Sifat bahan kimia dapat dikenali dari kemasannya, yaitu sebagai berikut.
1. Berbahan kertas: zat padat yang mengandung bahan kimia tetapi tidak berbahaya. Botol atau kaleng: zat cair yang mengandung bahan kimia berbahaya.
2. Kaleng atau botol yang tidak tembus pandang: bahan kimianya mudah sekali rusak karena adanya pengaruh dari cahaya atau sinar Matahari langsung.
3. Botol bermulut sempit dan tertutup rapat: zat yang mudah menguap.
Bahan Kimia Nonpangan dalam Kehidupan
Ada beberapa macam bahan kimia non pangan yang sering digunakan, yaitu:
1. Bahan kimia pembersih
Sabun dan deterjen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Sabun dan deterjen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang dapat bersatu dengan air (hidrofilik) sehingga sabun dan detergen dapat larut dalam air dan bagian yang tidak dapat bersatu dengan air (hidrofobik) akan terlarut dalam minyak atau lemak. Berikut ini adalah macam-macam bahan kimia pembersih :
a. Sabun
Sabun adalah garam basa yang dapat diperoleh dari berbagai asam lemak. Sabun itu fungsinya untuk membersihkan kotoran pada pakaian dan kulit yang sulit dibersihkan dengan menggunakan air. Reaksi penyabunan disebut dengan yang namanya saponifikasi. Sabun yang terbuat dari natrium hidroksida disebut dengan sabun keras, sedangkan sabun yang terbuat dari kalium hidroksida disebut dengan sabun lunak. Pada pembuatan sabun secara modern, selain menggunakan salah satu dari basa NaOH atau KOH, ditambahkan pula bahan lain, seperti kayak krim, parfum, vitamin, pewarna, dan antiseptik. Krim itu fungsinya untuk menghaluskan kulit, kalau parfum memberi aroma wangi pada sabun, sedangkan vitamin berfungsi untuk meremajakan kulit, pewarna untuk menambah daya tarik, dan antiseptik beruna untuk membunuh kuman.
b. Deterjen
Bahan dasar pembuatan deterjen adalah Alkyl Benzene Sulfonat (ABS). Daya cuci deterjen itu tenyata jauh lebih kuat dibandingkan dengan sabun. Bahkan, deterjen itui dapat bekerja pada air sadah lho…. Kelemahan deterjen dibandingkan sabun adalah deterjen sukar sekali diuraikan oleh mkroorganisme sehingga dapat mencemari lingkungan di sekitarnya
c. Pasta gigi
Pasta gigi merupakan pembersih yang fungsinya untuk membersihkan gigi dari segala jenis kotoran. Pasta gigi itu dibuat dari kalsium karbonat yang dihaluskan dan dicampurkan dengan gliserin. Sering kali pasta gigi itu ditambahkan zat pewarna, rasa manis, pemberi napas segar, fluoride, dan kalsium.
d. Sampo
Sampo itu terbuat dari basa natrium hidroksida (NaOH). Sampo juga sering sekali ditambahkan zat lain, seperti Vitamin E, kondisioner, ekstrak ginseng, urang-aring, seledri, dan zat yang fungsinya untuk mencegah dan mengobati ketombe.
2. Bahan pemutih
Pemutih biasanya digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sulit sekali dihilangkan pada pakaian/bahan tekstil. Larutan pemutih yang dijual biasanya itu mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCI) sekitar 5%.
3. Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat dalam parfum, pengharum ruangan, pengharum lantai, pengharum pakaian, dan pengharum toilet. Aroma harum pada bahan pewangi dapat diperoleh dari bahan alami, seperti:
a. Fenil alkohol -> terdapat pada bunga mawar
b. Sitrat -> buahjeruk
c. Ambergis -> dari ekstrak usus ikan paus
d. Gray amber -> dari sperma ikan hiu
e. Castorium -> dari kelenjar kaki rusa betina yang ada diAmerika Utara
dan Siberia
f. C/Vet -> dari kelenjar musang Ethiopia
Bahan pewangi umumnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Pewangi padat, misalnya kayak bedak.
b. Pewangi cair, misalnyakayak deodoran.
c. Pewangi aerosol cair, misalnya kaya parfum. Pewangi berbentuk aerosol cair menggunakan senyawa kimia pendorong (propelan) agar dihasilkan aerosol, yaitu kloroflurokarbon (CFC).
4. Bahan pembasmi serangga
Insektisida ada tiga macam, yaitu:
a. Racun pencernaan
Racun pencernaan adalah bahan kimia yang jika termakan oleh serangga akan merusak saluran pencernaan sehingga serangga akan mati. Misalnya:
• DDT = dikloro difenil trikloretan
• BHC = benzena heksa klorida
b. Racun luar tubuh
Racun luar tubuh adalah bahan kimia yang akan membunuh serangga jika terjadi kontak langsung antara bahan kimia dan serangga. Misalnya seperti :
• DDT
• Dieldrin
• BHC
• Aldrin
c. Racun pernapasan
Racun pernapasan adalah bahan kimia yang jika terhirup atau dihirup oleh serangga akan merusak saluran pernapasannya sehingga menyebabkan serangga itu mati. Misalnya seperti:
• BHC
• Asam sianida
• Karbon disulfida
5. Pupuk
Pupuk buatan yang umum digunakan adalah pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk natrium. Pemberian pupuk secara beriebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah.
Efek Samping Penggunaan Bahan bagi Lingkungan dan Manusia
1.Beberapa bahan kimia disinyalir merupakan pemicu kanker dan alergi.
2. Penggunaan pemutih gigi dapat menyebabkan gusi mengalami iritasi, bahkan kanker gigi karena kandungan merkuri di dalamnya.
3. Kesalahan penggunaan sabun/deterjen dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.
4.Limbah plastik dan styrofoam tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
5.Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).
Pencegahan Efek Samping Bahan Kimia :
1. Gunakan pupuk secukupnya.
2. Gunakan cat yang aman, tidak mengandung merkuri atau timbal yang berbahaya bagi lingkungan.
3. Gunakan sarung tangan ketika menggunakan pembersih kamar mandi
4. Jangan mencampur bahan kimia pemutih dengan bahan kimia lain tanpa petunjuk penggunaan yang jelas.
5. . Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).
• Mudah sekali terbakar
• Mudah sekali meledak
• Korosif (bahan yang menyebabkan pengikisan)
• Serta Beracun
Sifat-Sifat Bahan Kimia
Sifat bahan kimia dapat dikenali dari kemasannya, yaitu sebagai berikut.
1. Berbahan kertas: zat padat yang mengandung bahan kimia tetapi tidak berbahaya. Botol atau kaleng: zat cair yang mengandung bahan kimia berbahaya.
2. Kaleng atau botol yang tidak tembus pandang: bahan kimianya mudah sekali rusak karena adanya pengaruh dari cahaya atau sinar Matahari langsung.
3. Botol bermulut sempit dan tertutup rapat: zat yang mudah menguap.
Bahan Kimia Nonpangan dalam Kehidupan
Ada beberapa macam bahan kimia non pangan yang sering digunakan, yaitu:
1. Bahan kimia pembersih
Sabun dan deterjen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Sabun dan deterjen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang dapat bersatu dengan air (hidrofilik) sehingga sabun dan detergen dapat larut dalam air dan bagian yang tidak dapat bersatu dengan air (hidrofobik) akan terlarut dalam minyak atau lemak. Berikut ini adalah macam-macam bahan kimia pembersih :
a. Sabun
Sabun adalah garam basa yang dapat diperoleh dari berbagai asam lemak. Sabun itu fungsinya untuk membersihkan kotoran pada pakaian dan kulit yang sulit dibersihkan dengan menggunakan air. Reaksi penyabunan disebut dengan yang namanya saponifikasi. Sabun yang terbuat dari natrium hidroksida disebut dengan sabun keras, sedangkan sabun yang terbuat dari kalium hidroksida disebut dengan sabun lunak. Pada pembuatan sabun secara modern, selain menggunakan salah satu dari basa NaOH atau KOH, ditambahkan pula bahan lain, seperti kayak krim, parfum, vitamin, pewarna, dan antiseptik. Krim itu fungsinya untuk menghaluskan kulit, kalau parfum memberi aroma wangi pada sabun, sedangkan vitamin berfungsi untuk meremajakan kulit, pewarna untuk menambah daya tarik, dan antiseptik beruna untuk membunuh kuman.
b. Deterjen
Bahan dasar pembuatan deterjen adalah Alkyl Benzene Sulfonat (ABS). Daya cuci deterjen itu tenyata jauh lebih kuat dibandingkan dengan sabun. Bahkan, deterjen itui dapat bekerja pada air sadah lho…. Kelemahan deterjen dibandingkan sabun adalah deterjen sukar sekali diuraikan oleh mkroorganisme sehingga dapat mencemari lingkungan di sekitarnya
c. Pasta gigi
Pasta gigi merupakan pembersih yang fungsinya untuk membersihkan gigi dari segala jenis kotoran. Pasta gigi itu dibuat dari kalsium karbonat yang dihaluskan dan dicampurkan dengan gliserin. Sering kali pasta gigi itu ditambahkan zat pewarna, rasa manis, pemberi napas segar, fluoride, dan kalsium.
d. Sampo
Sampo itu terbuat dari basa natrium hidroksida (NaOH). Sampo juga sering sekali ditambahkan zat lain, seperti Vitamin E, kondisioner, ekstrak ginseng, urang-aring, seledri, dan zat yang fungsinya untuk mencegah dan mengobati ketombe.
2. Bahan pemutih
Pemutih biasanya digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sulit sekali dihilangkan pada pakaian/bahan tekstil. Larutan pemutih yang dijual biasanya itu mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCI) sekitar 5%.
3. Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat dalam parfum, pengharum ruangan, pengharum lantai, pengharum pakaian, dan pengharum toilet. Aroma harum pada bahan pewangi dapat diperoleh dari bahan alami, seperti:
a. Fenil alkohol -> terdapat pada bunga mawar
b. Sitrat -> buahjeruk
c. Ambergis -> dari ekstrak usus ikan paus
d. Gray amber -> dari sperma ikan hiu
e. Castorium -> dari kelenjar kaki rusa betina yang ada diAmerika Utara
dan Siberia
f. C/Vet -> dari kelenjar musang Ethiopia
Bahan pewangi umumnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Pewangi padat, misalnya kayak bedak.
b. Pewangi cair, misalnyakayak deodoran.
c. Pewangi aerosol cair, misalnya kaya parfum. Pewangi berbentuk aerosol cair menggunakan senyawa kimia pendorong (propelan) agar dihasilkan aerosol, yaitu kloroflurokarbon (CFC).
4. Bahan pembasmi serangga
Insektisida ada tiga macam, yaitu:
a. Racun pencernaan
Racun pencernaan adalah bahan kimia yang jika termakan oleh serangga akan merusak saluran pencernaan sehingga serangga akan mati. Misalnya:
• DDT = dikloro difenil trikloretan
• BHC = benzena heksa klorida
b. Racun luar tubuh
Racun luar tubuh adalah bahan kimia yang akan membunuh serangga jika terjadi kontak langsung antara bahan kimia dan serangga. Misalnya seperti :
• DDT
• Dieldrin
• BHC
• Aldrin
c. Racun pernapasan
Racun pernapasan adalah bahan kimia yang jika terhirup atau dihirup oleh serangga akan merusak saluran pernapasannya sehingga menyebabkan serangga itu mati. Misalnya seperti:
• BHC
• Asam sianida
• Karbon disulfida
5. Pupuk
Pupuk buatan yang umum digunakan adalah pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk natrium. Pemberian pupuk secara beriebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah.
Efek Samping Penggunaan Bahan bagi Lingkungan dan Manusia
1.Beberapa bahan kimia disinyalir merupakan pemicu kanker dan alergi.
2. Penggunaan pemutih gigi dapat menyebabkan gusi mengalami iritasi, bahkan kanker gigi karena kandungan merkuri di dalamnya.
3. Kesalahan penggunaan sabun/deterjen dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.
4.Limbah plastik dan styrofoam tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
5.Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).
Pencegahan Efek Samping Bahan Kimia :
1. Gunakan pupuk secukupnya.
2. Gunakan cat yang aman, tidak mengandung merkuri atau timbal yang berbahaya bagi lingkungan.
3. Gunakan sarung tangan ketika menggunakan pembersih kamar mandi
4. Jangan mencampur bahan kimia pemutih dengan bahan kimia lain tanpa petunjuk penggunaan yang jelas.
5. . Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).
Indikator Alami
Senyawa dapat ditemukan dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui dengan menggunakan sebuah indikator.Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. namun indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator Alami dari bahan-bahan alam atau tanaman.
Contohnya Indikator alami dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia Cristata L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L), kol merah dan kunyit. bahan alami tersebut dapat digunakan untuk pembuatan indikator alami karena zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis.
Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.
Dengan menggunakan indikator alami tersebut kita akan membuatnya dengan cara dibawah ini:
1. Cara pembuatan indikator alami dari bunga sepatu
1. Siapkan bahan, yaitu beberapa kuntum bunga
2. Siapkan alat, yaitu lumpang dan alu (uleg), kain saringan, beberapa gelas,
3. Kelopak bunga dihaluskan dengan lumpang dan alu, setelah cukup halus ditambahkan dengan aquades (air murni) sebanyak 30 mL.
4. Larutan di aduk sampai merata sehingga bewarna merah hitam, kemudian disaring dengan kain untuk memisahkan larutan dengan padatan, sehingga didapat larutan yang siap dipakai sebagai indikator alami.
5. Untuk prosedur pengujian, larutan yang akan diuji sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa tetes dalam cekungan (plat tetes), kemudian ditambahkan larutan indikator 2-3 tetes.
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2. Cara pembuatan indikator alami dari bunga Hidrangea
Pilihlah beberapa helai mahkota bunga Hidrangea
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga Hidrangea tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna
3. Cara pembuatan indikator alami dari kol merah
Haluskan sejumlah kol merah yang masih segar
Rebus selama 10 menit
Biarkan air kol merah menjadi dingin
Saring dalam stoples besar
Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
4. Cara pembuatan indikator alami dari kunyit
Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kain ke dalam mangkok kecil
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
5. Cara pembuatan indikator alami dari bayam merah
• Bayam merah diiris kecil-kecil, rendam dalam air suling yang sudah dipanaskan,
• Di tunggu sampai air berwarna ungu.
• Saring dan diamkan dalam suhu ruang sampai dingin.
• Indikator dapat disimpan dalam lemari es jika tidak digunakan.
6. Cara membuat Indikator Alami dari Kulit Manggis
• Kupas Manggis dari Kulitnya
• Ambil kulit manggis lalu tumbuk
• Beri sedikit air lalu disaring
• Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman.
Contohnya Indikator alami dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia Cristata L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L), kol merah dan kunyit. bahan alami tersebut dapat digunakan untuk pembuatan indikator alami karena zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis.
Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.
Dengan menggunakan indikator alami tersebut kita akan membuatnya dengan cara dibawah ini:
1. Cara pembuatan indikator alami dari bunga sepatu
1. Siapkan bahan, yaitu beberapa kuntum bunga
2. Siapkan alat, yaitu lumpang dan alu (uleg), kain saringan, beberapa gelas,
3. Kelopak bunga dihaluskan dengan lumpang dan alu, setelah cukup halus ditambahkan dengan aquades (air murni) sebanyak 30 mL.
4. Larutan di aduk sampai merata sehingga bewarna merah hitam, kemudian disaring dengan kain untuk memisahkan larutan dengan padatan, sehingga didapat larutan yang siap dipakai sebagai indikator alami.
5. Untuk prosedur pengujian, larutan yang akan diuji sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa tetes dalam cekungan (plat tetes), kemudian ditambahkan larutan indikator 2-3 tetes.
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2. Cara pembuatan indikator alami dari bunga Hidrangea
Pilihlah beberapa helai mahkota bunga Hidrangea
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga Hidrangea tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna
3. Cara pembuatan indikator alami dari kol merah
Haluskan sejumlah kol merah yang masih segar
Rebus selama 10 menit
Biarkan air kol merah menjadi dingin
Saring dalam stoples besar
Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
4. Cara pembuatan indikator alami dari kunyit
Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kain ke dalam mangkok kecil
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
5. Cara pembuatan indikator alami dari bayam merah
• Bayam merah diiris kecil-kecil, rendam dalam air suling yang sudah dipanaskan,
• Di tunggu sampai air berwarna ungu.
• Saring dan diamkan dalam suhu ruang sampai dingin.
• Indikator dapat disimpan dalam lemari es jika tidak digunakan.
6. Cara membuat Indikator Alami dari Kulit Manggis
• Kupas Manggis dari Kulitnya
• Ambil kulit manggis lalu tumbuk
• Beri sedikit air lalu disaring
• Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman.
Subscribe to:
Posts (Atom)