Friday 18 October 2013

Membentuk Mekanisme Pertahanan Diri

Mekanisme pertahanan diri (self-defense mechanism) adalah bentuk penyesuaian diri untuk melindungi dari kecemasan, meringakan penderitaan saat mengalami kegagalan dan untuk menjaga harga diri.

Pada usia remaja dimana kondisi psikisnya belum stabil maka “Self-defense”  ini akan muncul secara menonjol, namun saat remaja sudah menemukan jati dirinya “self-defense” sudah tidak menonjol lagi.

Mekanisme pertahanan diri seseorang bisa bersifat negative maupun positif. Mekanisme pertahanan diri yang positif ciri-cirinya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, tidak menipu, sedangkan mekanisme pertahanan diri yang negative adalah sebaliknya. Sepanjang mekanisme pertahanan diri yang dipilih sekarang itu positif maka masih wajar dan tidak mengganggu perkembangan mental.

Bentuk-bentuk mekanisme Pertahanan diri

Mekanisme pertahanan diri  ada yang negative dan ada yang positif, namun positif atau negative “self-defense” tidak mutlak, karena pada akhirnya tergantung pada kemampuan individu mengelola bentuk “self-defense”  tersebut adapun bentuk-bentuk self-defense yang positif sebagai berikut :

1. Indentifikasi : meniru figure yang diidolakan, sehingga merasa harga dirinya lebih tinggi
2. Introjeksi      : mengikuti norma norma sehingga banyak diterima oleh banyak kalangan.
3. Kompensasi : Menonjolkan kelebihan untuk menutupi kelemahannya
4. Rasionalisasi : mencari alas an seakan-akan rasional untuk membenarkan tingkah lakunya, sehingga       harga dirinya terangkat
5. Simbolisasi : melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sebagai symbol penggantian suatu keadaan yang sebenarnya
6. Sublimasi : Menyalurkan Tujuan yang tidak tercapai dengan cara yang normative
7. Acting Out : langsung mengungkapkan perasaan tanpa ditutupi
8. Represi : menekan perasaan perasaan yang mengganggu agar tidak muncul menjadi perilaku negative

Bentuk-bentuk Self-defense secara negative

1. Regresi : bertingkah positif seperti mengamuk, meraung, atau merusak.
2. Proyeksi : menimpakan kesalahan pada orang lain
3. Reaction Formation : bertingkah laku berlebihan untuk menutupi keinginan yang sebenarnya.
4. Undoing : melakukan kebaikan berlebihan untuk menghapus suatu kesalahan yang perbuat.
5. Displecement : mengalihkan emosi/tekanan keorang lain
6. Denial: menolak untuk menghadapi kenyataan yang tidak mengenakan
7. Fiksasi : berhenti pada tingkat perkembangan tertentu
8. Disosiasi : memiliki 2 kepribadian yang disadari dan yang tidak disadari
9. Konversi : menderita kelebihan fisik akibat tekanan psikis.