Saturday 9 February 2013

ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )

Alat Pemadam Api
Proses terjadinya api, pada saat bersamaan terdapat
Panas
Oksigen
Bahan Bakar


Klasifikasi api

 Api kelas A yaitu api yang ditimbulkan oleh benda benda padat yang mudah terbakar, seperti : Kayu, Kertas, Plastik, Karet, dan Busa. Media yang baik untuk pemadaman adalah air, pasir, karung goni yang di basahi, dan Apar Dry Powder
 Api Kelas B yaitu api yang ditimbulkan oleh cairan yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, minyak tanah, spirtus, dan tiner. Media yang baik untuk pemadaman yaitu pasir, dan APAR dry Powder
 Api Kelas C yaitu api yang ditimbulkan oleh listrik, media yang aman untuk pemadaman yaitu APAR dry powder.
 Api kelas D yaitu api yang ditimbulkan oleh logam yang mudah terbakar seperti logam Na dan Logam K


Tujuan penggunaan APAR

Memadamkan Sumber Api sehingga tidak semakin besar
Mengisolasi oksigen sehingga mencegah terjadinya radikal bebas penyebab reaksi berantai

Macam-macam APAR

 APAR AIR berfungsi untuk memadamkan atau mengisolasi api. APAR ini hanya cocok untuk memadamkan api kelas A
 APAR Busa berfungsi untuk mengisolasi oksigen sehingga api tidak membesar. APAR ini cocok untuk memadamkan api kelas A dan B
 APAR Dry powder berfungsi untuk mengisolasi oksigen dan mencegah reaksi berantai, apar ini berisi senyawa Na2CO3 dan K2CO3. APAR ini cocok digunakan untuk memadamkan api kelas A,B, dan C.. APAR ini tidak cocok untuk digunakan diruangan terbuka
 APAR CO2 berfungsi untuk mengisolasi oksigen, berisi cairan gas CO2 yang dimanfaatkan pada tekanan tertentu, APAR ini digunakan untuk memadamkan api kelas A, B, C, dan D. tidak menimbulkan residu setelah penggunaan APAR
 APAR Halon berfungsi untuk mengisolasi oksigen, merupakan cairan senyawa alki halida yaitu senyawa hidrokarbon yang satu, contoh atom H pada rantai karbon diganti dengan atom/unsure halogen (bromine), cocok digunakan untuk memadamkan api kelas A,B,C,dan D


TEKNIK PENGGUNAAN APAR
1. Pecahkan kaca pelindung apabila dilindungi oleh kaca
2. Periksa tekanan pada APAR dengan melihat jarum pada indikator tekanan yang menunjukan warna biru
3. Bolak balik isi Apar atau powder Apar sebelum digunakan
4. Arahkan pada sumber api
5. Perhatikan arah angin saat menyemprotkan Apar agar tidak berlawanan dengan arah angin


Cara penyimpanan APAR
1. Letakan APAR di dekat daerah berbahaya
2. Letakan APAR pada jalur keluar atau didekat pintu
3. Simpan APAR dengan posisi menggantung
4. Jangan di simpan diruang yang bersuhu lebih dari 490C atau di bawah 40c


Perawatan APAR setiap bulan
1. Periksa apakah terjadi kebocoran tabung?
2. Periksa/cek apakah segel masih utuh?
3. Bersihkan tabung dari debu atau korosi
4. Bolak balik isi tabung secara periodic
5. Jangan disimpan menghadap matahari/ tempat yang lembab


• Hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan pemadaman
 Bersikap tenang
 Berani mengambil tindakan yang perlu diperhatikan
 Dapat berkerja kompak dalam tim
 Matikan dari sumber api
 Hanya digunakan untuk memadamkan kebakaran keci (APAR)

Saturday 2 February 2013

Bahan Kimia

Bahan kimia adalah bahan yang menyusun suatu zat. Bahan kimia itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya, yaitu:
• Mudah sekali terbakar
• Mudah sekali meledak
• Korosif (bahan yang menyebabkan pengikisan)
• Serta Beracun

Sifat-Sifat Bahan Kimia
Sifat bahan kimia dapat dikenali dari kemasannya, yaitu sebagai berikut.
1. Berbahan kertas: zat padat yang mengandung bahan kimia tetapi tidak berbahaya. Botol atau kaleng: zat cair yang mengandung bahan kimia berbahaya.
2. Kaleng atau botol yang tidak tembus pandang: bahan kimianya mudah sekali rusak karena adanya pengaruh dari cahaya atau sinar Matahari langsung.
3. Botol bermulut sempit dan tertutup rapat: zat yang mudah menguap.
Bahan Kimia Nonpangan dalam Kehidupan


Ada beberapa macam bahan kimia non pangan yang sering digunakan, yaitu:
1. Bahan kimia pembersih
Sabun dan deterjen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Sabun dan deterjen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang dapat bersatu dengan air (hidrofilik) sehingga sabun dan detergen dapat larut dalam air dan bagian yang tidak dapat bersatu dengan air (hidrofobik) akan terlarut dalam minyak atau lemak. Berikut ini adalah macam-macam bahan kimia pembersih :
a. Sabun
Sabun adalah garam basa yang dapat diperoleh dari berbagai asam lemak. Sabun itu fungsinya untuk membersihkan kotoran pada pakaian dan kulit yang sulit dibersihkan dengan menggunakan air. Reaksi penyabunan disebut dengan yang namanya saponifikasi. Sabun yang terbuat dari natrium hidroksida disebut dengan sabun keras, sedangkan sabun yang terbuat dari kalium hidroksida disebut dengan sabun lunak. Pada pembuatan sabun secara modern, selain menggunakan salah satu dari basa NaOH atau KOH, ditambahkan pula bahan lain, seperti kayak krim, parfum, vitamin, pewarna, dan antiseptik. Krim itu fungsinya untuk menghaluskan kulit, kalau parfum memberi aroma wangi pada sabun, sedangkan vitamin berfungsi untuk meremajakan kulit, pewarna untuk menambah daya tarik, dan antiseptik beruna untuk membunuh kuman.
b. Deterjen
Bahan dasar pembuatan deterjen adalah Alkyl Benzene Sulfonat (ABS). Daya cuci deterjen itu tenyata jauh lebih kuat dibandingkan dengan sabun. Bahkan, deterjen itui dapat bekerja pada air sadah lho…. Kelemahan deterjen dibandingkan sabun adalah deterjen sukar sekali diuraikan oleh mkroorganisme sehingga dapat mencemari lingkungan di sekitarnya
c. Pasta gigi
Pasta gigi merupakan pembersih yang fungsinya untuk membersihkan gigi dari segala jenis kotoran. Pasta gigi itu dibuat dari kalsium karbonat yang dihaluskan dan dicampurkan dengan gliserin. Sering kali pasta gigi itu ditambahkan zat pewarna, rasa manis, pemberi napas segar, fluoride, dan kalsium.
d. Sampo
Sampo itu terbuat dari basa natrium hidroksida (NaOH). Sampo juga sering sekali ditambahkan zat lain, seperti Vitamin E, kondisioner, ekstrak ginseng, urang-aring, seledri, dan zat yang fungsinya untuk mencegah dan mengobati ketombe.
2. Bahan pemutih
Pemutih biasanya digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sulit sekali dihilangkan pada pakaian/bahan tekstil. Larutan pemutih yang dijual biasanya itu mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCI) sekitar 5%.
3. Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat dalam parfum, pengharum ruangan, pengharum lantai, pengharum pakaian, dan pengharum toilet. Aroma harum pada bahan pewangi dapat diperoleh dari bahan alami, seperti:
a. Fenil alkohol -> terdapat pada bunga mawar
b. Sitrat -> buahjeruk
c. Ambergis -> dari ekstrak usus ikan paus
d. Gray amber -> dari sperma ikan hiu
e. Castorium -> dari kelenjar kaki rusa betina yang ada diAmerika Utara
dan Siberia
f. C/Vet -> dari kelenjar musang Ethiopia
Bahan pewangi umumnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Pewangi padat, misalnya kayak bedak.
b. Pewangi cair, misalnyakayak deodoran.
c. Pewangi aerosol cair, misalnya kaya parfum. Pewangi berbentuk aerosol cair menggunakan senyawa kimia pendorong (propelan) agar dihasilkan aerosol, yaitu kloroflurokarbon (CFC).
4. Bahan pembasmi serangga
Insektisida ada tiga macam, yaitu:
a. Racun pencernaan
Racun pencernaan adalah bahan kimia yang jika termakan oleh serangga akan merusak saluran pencernaan sehingga serangga akan mati. Misalnya:
• DDT = dikloro difenil trikloretan
• BHC = benzena heksa klorida
b. Racun luar tubuh
Racun luar tubuh adalah bahan kimia yang akan membunuh serangga jika terjadi kontak langsung antara bahan kimia dan serangga. Misalnya seperti :
• DDT
• Dieldrin
• BHC
• Aldrin
c. Racun pernapasan
Racun pernapasan adalah bahan kimia yang jika terhirup atau dihirup oleh serangga akan merusak saluran pernapasannya sehingga menyebabkan serangga itu mati. Misalnya seperti:
• BHC
• Asam sianida
• Karbon disulfida
5. Pupuk
Pupuk buatan yang umum digunakan adalah pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk natrium. Pemberian pupuk secara beriebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah.

Efek Samping Penggunaan Bahan bagi Lingkungan dan Manusia
1.Beberapa bahan kimia disinyalir merupakan pemicu kanker dan alergi.
2. Penggunaan pemutih gigi dapat menyebabkan gusi mengalami iritasi, bahkan kanker gigi karena kandungan merkuri di dalamnya.
3. Kesalahan penggunaan sabun/deterjen dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.
4.Limbah plastik dan styrofoam tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
5.Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).

Pencegahan Efek Samping Bahan Kimia :
1. Gunakan pupuk secukupnya.
2. Gunakan cat yang aman, tidak mengandung merkuri atau timbal yang berbahaya bagi lingkungan.
3. Gunakan sarung tangan ketika menggunakan pembersih kamar mandi
4. Jangan mencampur bahan kimia pemutih dengan bahan kimia lain tanpa petunjuk penggunaan yang jelas.
5. . Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).

Indikator Alami

Senyawa dapat ditemukan dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui dengan menggunakan sebuah indikator.Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. namun indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator Alami dari bahan-bahan alam atau tanaman.

Contohnya Indikator alami dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia Cristata L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L), kol merah dan kunyit. bahan alami tersebut dapat digunakan untuk pembuatan indikator alami karena zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis.

Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.

Dengan menggunakan indikator alami tersebut kita akan membuatnya dengan cara dibawah ini:

1. Cara pembuatan indikator alami dari bunga sepatu

1. Siapkan bahan, yaitu beberapa kuntum bunga
2. Siapkan alat, yaitu lumpang dan alu (uleg), kain saringan, beberapa gelas,
3. Kelopak bunga dihaluskan dengan lumpang dan alu, setelah cukup halus ditambahkan dengan aquades (air murni) sebanyak 30 mL.
4. Larutan di aduk sampai merata sehingga bewarna merah hitam, kemudian disaring dengan kain untuk memisahkan larutan dengan padatan, sehingga didapat larutan yang siap dipakai sebagai indikator alami.
5. Untuk prosedur pengujian, larutan yang akan diuji sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa tetes dalam cekungan (plat tetes), kemudian ditambahkan larutan indikator 2-3 tetes.

Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.

2. Cara pembuatan indikator alami dari bunga Hidrangea

Pilihlah beberapa helai mahkota bunga Hidrangea
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga Hidrangea tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:

- Air suling (netral)

- Larutan cuka (asam)

- Air kapur (basa)

Perubahan warna yang terjadi

Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna


3. Cara pembuatan indikator alami dari kol merah

Haluskan sejumlah kol merah yang masih segar
Rebus selama 10 menit
Biarkan air kol merah menjadi dingin
Saring dalam stoples besar
Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:

- Air suling (netral)

- Larutan cuka (asam)

- Air kapur (basa)

Perubahan warna yang terjadi

Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.

4. Cara pembuatan indikator alami dari kunyit

Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kain ke dalam mangkok kecil
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:

- Air suling (netral)

- Larutan cuka (asam)

- Air kapur (basa)

Perubahan warna yang terjadi

Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.

5. Cara pembuatan indikator alami dari bayam merah
• Bayam merah diiris kecil-kecil, rendam dalam air suling yang sudah dipanaskan,
• Di tunggu sampai air berwarna ungu.
• Saring dan diamkan dalam suhu ruang sampai dingin.
• Indikator dapat disimpan dalam lemari es jika tidak digunakan.


6. Cara membuat Indikator Alami dari Kulit Manggis
• Kupas Manggis dari Kulitnya
• Ambil kulit manggis lalu tumbuk
• Beri sedikit air lalu disaring
• Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:

- Air suling (netral)

- Larutan cuka (asam)

- Air kapur (basa)

Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman.